Rabu, 23 Maret 2011

TRAGEDI KARDUS KETUKAR #2


Sebelumnya di Tragedi Kardus Ketukar#1
Dengan naik motor ibu kost, aq mengejar bus yang membawa kardus temanq menuju terminal Giwangan. Sesampainya di terminal ternyata pintu sudah ditutup karena sudah malam. Untung ada mas yang mau menunjukan jalan menuju shelter bus yang aq naiki tadi. Tapi, Masnya koq membawa qt menuju shelternya lewat semak-semak (toilet maksudnya..).
Aq takut kalau Mas penunjuk jalan itu berbuat yang tidak-tidak, kemudian aq nyletuk sama Mas X (lupa ga kenalan, ga tau sapa namanya) “Mas, ni bener ga jalannya, koq lewat sini tho Mas. Awas klo macem-macem”. Jawab Mas X “ngga koq mbak, pintunya sudah ditutup smua, jd lwat sini saja ya”. Ya sudahlah, daripada nyasar ngikut ja.
Tibalah aq dan temanq di shelter bus Jogja-Purwokerto (aq klo pulang pake jurusan ini). Sepi banget, akhirnya aq Tanya sama salah seorang penjual di terminal tersebut, “Bu, bus yang jurusan Purwokerto dah lewat belum?”, jawab si Ibu “sudah mbak”.
“Waduh, gimana nich..? ”, Tanya aq pada Ety. Oo..iya kan di tiket busnya ada nomor layanan yang dapat dihubungi, akhirnya qt menghubungi nomor tersebut. Ternyata nomor itu unhold a.k.a ga bisa ditelepon, tapi bisanya di sms (jane yo seneng…,pulsane dadi ra kokehan), akhirnya qt sms, bunyinya seperti ini “slmt malam, maaf ni slh satu penmpang bus jrusan Purwokerto-Jogja kberngkatn pukul 4 sore, kardus sy ketukar. Sy harus menukarnya dmn?” (SMS dikiriiiimmmm…..), sembari menunggu balesan, aq menikmati suasana terminal di malam gelap. Tiba-tiba da sms masuk “bus kberangkatan jam 4 sore sdh masuk garasi Jogja, silakan cek barang bawaan lngsung ke garasi sj”, lhahh…, garasi Jogja dmn coba, aq Tanya sama Ety “jadi bagaimana ini? Apa qt mau menyusul ke garasi?”. Jawab Ety “aq bingung, emang garasinya dimana?”. Akhirnya qt sms lg, malangnya pulsa Ety habis, sedangkan HP aq lowbat (mati pet…!!). “ya udahlah jenk, qt pulang aja, udah malem juga”, kata Ety. Akhirnya qt pulang dg membawa kardus yang niatnya mau ditukar.
Aq munyusuri sepanjang jalan ringroad, sebelumnya aq sudah bilang k, kata Ety. Akhirnya qt pulang dg membawa kardus yang niatnya mau ditukar.
Aq munyusuri sepanjang jalan ringroad, badan ini terasa capek sekali. Penglihatanku semakin tidak jelas (ya..karena minus), “jenk, nti klo dah deket perempatan dongkelan bilang ya”, kataQ karena aq sulit membedakan perempatannya, ditambah penglihatan yang semakin tidak jelas. “ya…nti aq kasih tahu” jawab Ety. Setiap ada perempatan aq selalu tanya “ni Dongkelan bukan?”, dan jawab Ety selalu ”bukan,.. masih jauh”
Aq tidak tahu aq telah melewati berapa perempatan, yang jelas saat melewati salah satu perempatan, tiba-tiba lampu kuning menyala, terus tiba-tiba lampu merah (aq yang ga memperhatikan rambu-rambu, pa memang lampu lalu lintasnya yang ga mau memperhatikan aq..,loh..?). saat lampu merah menyala, dengan PD’nya aq melaju, dan dengan seketika aq diserbu motor, mobil truk, becak dan segala rupa dari arah selatan (untung aq masih beruntung bisa selamat..). aq baru sadar ternyata di depanQ sudah ada seorang yang berpakaian rapi, dan tak lain tak bukan adalah polisi yang siap menghadang di marka jalan (mampuusssss…….dalam hatiku bergumam.)
“selamat malam!!”kata polisi. “selamat malam Pak”, jawabku.
“mbak tahu kesalahan apa yang telah dilakukan mbak?”
“ya, saya menerobos lampu merah pak, tapi beneran pak, itu gag sengaja, pak saya jangan ditilang ya pak” (mencoba untuk merayu, tapi gagal)
“ya sudah, mbak masuk ke pos dulu saja, nanti di urus di dalam”, qt menuju ke post polisi dan dipertemukan dengan polisi lain (polisinya lebih tua daripada polisi yang tadi).
“mbak, kenapa anda melanggar lampu lalu lintas?”, Tanya pak polisi. Sumpah, aq benar-benar merasa takut sekali, secara STNK, SIM, tidak bawa, dah gitu motor pinjem pula. Dan akhirnya aku menangis (ga tahu koq bisa nangis, yg jelas pengen nangis aja lah)
“sebenarnya saya sedang terburu-buru pak, makanya tidak memperhatikan lampu lantas”
“STNK, SIM bisa ditunjukkan?”
“ya bapak, orang saya sudah bilang terburu-buru juga. Boro-boro bawa STNK sama SIM, orang dompet saja tidak bawa, saya ini baru pulang mudik, kampung saya di Purbalingga (intinya aq ceritakan ma polisi semuanya sambil menangis tersedu-sedu)”
“ooo…begitu, tapi tindakan yang mbak lakukan itu sangat bahaya, coba kalau tadi terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kasihan orang tua yang dikampung”, kata pak polisi.
Aq semakin menangis menjadi-jadi, habisnya pak polisinya malah nakut-nakuti. Melihat qt membawa sebuah kardus, pak polisi tanya “kardusnya berhasil ditukar tidak?”
“tidak pak, orang busnya tidak kekejar”, jawabku.
“Oowwh..,boleh tidak kalau saya buka kardusnya isinya apa?”
“ya…silakan dibuka, wong itu juga sebenarnya bukan kardus kita juga kan?”
“saya buka ya…,?”, kata pak polisi.
(kira-kira apa isi dari kardus yang tertukar itu…..?) to be continue…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar