Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/ lingkungan asal Anda?
Sebagai seorang pendidik seringkali dihadapkan dengan kondisi memilih antara dua pilihan yang sangat berat. Guru sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan benar serta tidak memihak pada salah satu dari masalah yang sedang dihadapi. Seorang pendidik harus dapat melihat bagaimana persoalan tersebut apakah merupakan dilema etika atau merupakan bujukan moral.
Pada modul 3.1 ini saya mempelajari dilema etika dan bujukan moral, dengan harapan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Ilmu yang saya dapatkan dalam modul ini akan saya bagikan kepada rekan-rekan guru atau teman sejawat di SD Negeri 2 Katerban. Dalam kesempatan tersebut saya akan mencoba untuk berbagi bersama kepada semua anggota komunitas teman guru tentang pengalaman yang sudah saya dapatkan ketika belajar cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Apa Langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?
Sebagai makhluk sosial dan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan suatu keputusan tidak akan luput dari dilema etika dan bujukan moral. Dalam hal ini yang harus kita perhatikan adalah apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral.
Cara mengetahuinya yaitu kita dapat melakukan langkah awal untuk identifikasi masalah agar bisa diketahui bahwa kasus yang dihadapi adalah benar dilema etika atau bujukan moral. Apabila masuk dalam kategori kasus dilema etika maka ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengambil sebuah keputusan, kita harus memperhatikan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah-langkah dalam pengambilan keputusan.
Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana anda, sehingga anda tidak lupa.
Saya akan menerapkan langkah-langkah pengambilan keputusan tersebut setelah saya mempelajari modul ini dan akan berusaha semaksimal mungkin memecahkan suatu masalah yang ada di lingkungan sekolah dengan memperhatikan 9 langkah-langkah yang ada dalam modul ini.
Ketika Saya mendapatkan ilmu ini dan paham tentang cara pengambilan keputusan sebgai pemimpin pembelajaran, maka saya akan mencoba mempraktikkan dengan kondisi kehidupan sehari-hari yang Saya jalani baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
Sebagai seorang pendidik, sangat merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 sebab dalam kehidupan sehari-hari sering menemukan dilema, namun belum dapat mengatasi sebuah keputusan dengan baik, terutama saat menemukan masalah belajar pada siswa.
Melalui semua materi yang telah dipelajari dari modul, sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif sehingga membuat orang-orang di lingkungan Saya merasa nyaman, dan tenang. Hal itu dilakukan juga untuk memerdekakan siswa dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar.
Siapa yang akan menjadi pendamping Anda dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.
Seseorang yang mendampingi Saya dalam menerapkan atau menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dalam lingkungan sekolah tentunya Kepala Sekolah, rekan-rekan sejawat, serta anggota praktisi yang ada di lingkungan sekolah.
Dalam hal mengukur efektivitas pengambilan keputusan, tentunya Saya dapat melihat dari refleksi Saya setelah melakukan pengambilan keputusan sehingga Saya dapat merasakan bahwa keputusan yang Saya ambil tidak merugikan atau tidak berpihak sebelah karena pengambilan keputusan yang tepat adalah mencari solusi terbaik bagaimana mendapatkan keputusan yang tepat dan benar.
Pengambilan keputusan yang tepat dalam pemimpin pembelajaran adalah pengambilan keputusan yang mampu menyeimbangkan antara dua pihak atau antara dua opsi yang ada dengan pilihan yang tepat dan benar sehingga tidak merugikan salah satunya.
Dalam mengkritisi suatu pengambilan keputusan atau membuat suatu keputusan yang kreatif, inovatif dan efisien sebagai seorang pemimpin pembelajaran maka sangat penting untuk memraktikkan aspek-aspek apa saja yang perlu dilakukan atau diperhatikan sebelum dan sesudah pengambilan suatu keputusan. Dari pengalaman dan latar belakang tempat kita bekerja yaitu di institusi pendidikan, dilema etika adalah sebuah kasus yang sangat berat yang sering kita hadapi dari setiap kejadian.
Ketika dilema etika datang dan harus kita hadapi maka kita akan selalu memperhatikan nilai-nilai kebajikan yang mendasarinya namun seringkali bertentangan dengan cinta, kasih sayang, perhatian, kebenaran, kebebasan, keadilan, persatuan, toleransi, tanggungjawab serta suatu penghargaan akan kehidupan.
Disamping itu kita sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari bahwa unsur-unsur tersebut tidak ada aturan baku yang berlaku untuk memutuskan situasi dilema etika karena ini bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi terjadinya suatu kejadian, artinya ada benarnya kita tetap berpegang pada aturan yang berlaku untuk menentukan kebenaran namun ada kalanya kita tidak bisa berpegang pada aturan karena situasi tertentu.
Demikian pula sebaliknya ketika dihadapi pada situasi bujukan moral (benar vs salah), segala sesuatu yang kita lakukan sengaja ataupun tidak sengaja jika salah dengan alasan baik apapun tentang kejadian tersebut maka tetap saja bernilai salah.
Contohnya pada saat ulangan, ujian, pengerjaan tugas walaupun tujuannya untuk mendapatkan nilai yang bagus yang tentunya merupakan hal yang baik namun tetap saja salah. Kemudian berbohong yang merupakan sebuah tindakan yang salah, walaupun tujuannya untuk kebaikkan tetap saja bernilai salah.
Maka sebelum melakukan pengambilan keputusan pada situasi yang terjadi pada dilema etika, ada 4 komponen kategori paradigma pengambilan keputusan yang harus kita pahami bersama yaitu :
Individu lawan masyarakat (individual vs community) yaitu bagaimana membuat pilihan antara apa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan yang benar untuk yang lainnya kelompok yang lebih besar.
Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) yaitu pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak. Pilihan yang ada memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi membuat pengecualian pada sesuatu hal karena kasih sayang dan kemurahan hati, di sisi lain, terkadang memang benar untuk memegang peraturan.
Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) yaitu Kejujuran dan kesetian seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Terkadang kita perlu untuk membuat pilihan antara jujur dan berlaku setia pada orang lain.
Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) yaitu paradigma dimana seringkali perlu untuk memilih antara yang kelihatan terbaik saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini dapat terjadi pada level personal atau individu dan permasalahan sehari-hari atau pada level yang lebih baik lagi
Berikut adalah 9 Langkah Pengambilan Keputusan:
Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan
Menentukan siapa yang terlibat
Mengumpulkan data fakta-fakta yang relevan
Pengujian benar atau salah (Uji Legal, Uji Regulasi profesionalitas, Uji Intuisi, Uji Halaman Depan Koran, Uji Panutan/Idola)
Pengujian paradigma Benar Lawan Benar
Melakukan prinsip resolusi
Investigasi opsi trilema
Buat Keputusan
Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Luar biasa, jaga semangat untuk menjadi guru yang semakin profesional.
BalasHapusSemangat!!!