Film
ini saya lihat pada tahun 2011. Pada waktu itu terpaksa saya lihat karena mendapat tugas kuliah untuk menganalisis film ini, namun setelah melihatnya sungguh luar biasa, adalah film yang berkaitan dengan inovasi pendidikan, dan sangat rekomended
bagi para guru yang ingin menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang
inovatif. Sumonggo…. :)
FREEDOM WRITERS
A.
Identitas
Film
Judul Film :
Freedom Writers
Sutradara :
Richard La Gravenese
Produksi :
Paramount Pictures, Tahun 2007
Penulis Naskah : Richard La Gravenese
Pemeran :
Hillary Swank, Dolores Umbridge, Patrick Demsey, dll.
B.
Sinopsis
Film Freddom Writer
Freedom Writers merupakan film yang diangkat
dari kisah nyata perjuangan seorang guru di wilayah New Port Beach, Long Beach,
California, Amerika Serikat dalam membangkitkan kembali
semangat anak-anak didiknya untuk belajar. Dikisahkan, Erin Gruwel (diperankan oleh
Hillary Swank), seorang wanita yang berpendidikan tinggi, datang
ke Woodrow Wilson High School sebagai guru Bahasa Inggris di kelas 203, di
mana terdapat beragam gank ras yang selalu mengelompok, seperti ras kamboja,
kulit hitam, latin, dan kulit putih, dan pada saat itu sedang hangat
diperbincangkan tentang isu rasisme.
Pada awal
kedatangan Erin, para murid sama sekali tidak tertarik dengan kehadirannya. Kabanyakan
dari mereka tidak senang terhadap orang
berkulit putih. Mereka menganggap bahwa Erin tidak mengerti apapun tentang
kehidupan mereka yang keras, kehidupan yang selalu berada di bawah
bayang-bayang perang dan kekerasan. Bagi mereka, kehidupan adalah bagaimana
caranya mereka selamat dari kekerasan.
Banyak tantangan
yang harus dihadapi oleh Erin, baik dari pihak sekolah yang rasis, hingga pihak
suami dan ayahnya. Diskriminasi yang dilakukan oleh pihak sekolah, seperti
pemisahan kelas, serta perbedaan fasilitas yang terlihat antara ras kulit putih
dan ras di luar itu membuat Erin miris. Agar diterima oleh anak-anak didiknya,
Erin mencari cara untuk melakukan pendekatan dan metode pengajaran yang tepat.
Namun, sejak Erin disibukkan dengan pendekatan terhadap anak-anak didiknya dan
bekerja paruh waktu, timbul masalah baru, ia diceraikan oleh suaminya. Hingga
pada akhirnya, ayahnya yang semula tidak mendukung, berbalik mendukung
pekerjaan Erin.
Erin paham
dengan kondisi anak-anak didiknya yang selalu berkelompok dengan ras mereka
masing-masing. Akhirnya, ia menemukan cara untuk “menjangkau” kehidupan mereka dengan memberikan
mereka buku, dan meminta mereka mengisinya dengan jurnal harian. Bahkan, ketika
sekolah mendiskriminasikan fasilitas buku, Erin memberikan buku baru tentang
kehidupan gank yang lekat dengan keseharian mereka. Sejak membaca jurnal harian
yang bercerita tentang kehidupan mereka yang keras, Erin semakin bersemangat
untuk mengubah kehidupan anak-anak didiknya, serta menghapus batas tak terlihat
yang secara budaya memisahkan mereka dengan cara-cara yang mengagumkan.
Untuk menambah
motivasi belajar Erin mendatangkan Mrs. Miep Gies, seorang wanita penolong Anne Frank, anak
Yahudi yang hidup pada zaman Hitler dan holocaust-nya. Ia
mendatangkan Mrs. Miep Gies untuk berbagi cerita kepada anak-anak didiknya
tentang sebuah bencana yang terjadi karena
rasisme, serta usaha-usaha Erin lainnya yang mendapat tantangan dari
pihak-pihak sekolah.
Akhirnya,
keteguhan Erin dalam mendidik mereka berbuah hasil. Anak-anak tersebut, yang
semula benci satu sama lain Karena perbedaan ras, akhirnya menjadi berteman dan
menghapus sekat-sekat ras di antara mereka. Bahkan, ketika ada kasus penembakan
yang menimpa seorang kawan anak didiknya, ia mengajarkan tentang arti
kejujuran. Jurnal harian yang telah mereka tulis, diketik dan
dikumpulkan menjadi satu buku. Erin menamai kumpulan buku harian murid-muridnya
dengan nama The Freedom Writers Diary.
C.
Inovasi
Pendidikan dalam Film
1. Karakteristik
Inovasi
Menurut Everett M. Rogers, 1993: 14-16 (dalam Udin
Syaefudin, 2008: 21-22) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat
mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi adalah keuntungan relatif,
kompatibel, kompleksitas, triabilitas, dan dapat diamati.
a. Keuntungan
relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya.
Dalam film Freedom Writer ini inovasi yang dilakukan oleh Erin Gruwell
memberikan keuntungan relatif yaitu, nilai siswa-siswa kelas 203 Woodrow Wilson
High School yang semula mendapatkan nilai F, pada akhirnya meningkat nilai para
siswanya menjadi B, dan hal terpenting dari inovasi yang dilakukan oleh Erin
Gruwell menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan memberi kepuasan bagi para siswanya.
b. Kompatibel
(compatibility) ialah tingkat
kesesuaian inovasi dengan nilai (values),
pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang dilakukan Erin
Gruwell disesuaikan dengan pengalaman yang dialami oleh para siswanya, yaitu
tentang kekerasan rasis. Dalam proses pembelajarannya Erin memberiakn inovasi,
misalnya memutarkan video tentang kekerasan dan berkunjung ke museum dengan
tujuan siswanya faham bagaimana dampak dari kekerasan.
c. Kompleksitas
(complexity) ialah tingkat kesukaran
untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah
dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan
inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akanlambat
proses penyebarannya. Inovasi yang dilakukan oleh Erin sangat efektif diberikan
pada siswanya, karena inovasinya selalu mengaitkan dengan penyelesaian masalah
kekerasan rasis, hal ini mudah diterima oleh paras iswanya karena sesaui dengan
kehidupan para siswanya tersebut.
d. Trialabilitas
(trialability) ialah dapat dicoba
atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat
diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidal dicoba lebih dahulu. Saat
Erin memberikan buku mengenai kekerasan rasis dan siswanya tertarik, maka pada
semester musim panas Erin membekali siswanya beberapa buku untuk dibacanya dengan
harapan memberikan dampak positif bagi siswanya.
e. Dapat
diamati (observability) ialah mudah
tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Hasil inovasi yang dilakukan Erin
terlihat dari suasana kelas yang tidak berkelompok dengan rasnya saja, namun
tidak lagi memandang ras dan saling bekerja sama.
2.
Proses Inovasi
Pada waktu awal mengajar sebagai guru bahasa Inggris di
Wilson High School, yang pertama kali Erin lakukan adalah mengobservasi ruang
kelas Brian Gilbert seorang guru yang mengajar bahasa Inggris junior. Ia
melihat bahwa ruang kelas junior tersebut sangat rapi, kursi-kursinya bagus.
Ketika Erin masuk ruang 203 tempat ia mengajar, Erin melihat bahwa
bangku-bangku siswanya sudah tua, banyak sekali coretan di mejanya, tirai
jendela juga sudah ada yang rusak. Jauh sekali dengan ruang kelas junior.
Setelah murid-muridnya masuk kelas, Erin melihat bahwa murid-muridnya berkumpul
sesuai dengan ras mereka masing-masing. Orang negro berkumpul dengan orang
negro, orang Kamboja berkumpul dengan orang Kamboja, dan begitu pula ras
yang lain berkumpul sesuai dengan warna kulitnya. Saat pertama kali mengajar
itu pula Erin melihat perkelahian antara Jamal dan Andre Brion. Erin sangat
kaget melihat peristiwa itu karena itu di luar dugaannya, tapi Erin tidak
menyerah setelah apa yang ia alami. Erin mengobservasi bagaimana situasi dan
kondisi muridnya. Erin berusaha mencari tahu sebenarnya apa yang terjadi di
antara murid-muridnya tersebut agar ia bisa memperlakukan mereka dengan tepat
sehingga murid-muridnya yang nakal dan acuh dengan pendidikan itu bisa
bersemangat bersekolah.
Hari kedua mengajar, Erin meredakan pertengkaran antara Jamal
dan Gloria karena Jamal usil mengambil tas Gloria. Erin juga melihat kerusuhan
di sekolah tempat ia mengajar. Ia melihat perkelahian antar suku atau ras.
Antara Paco yang orang Latin dengan Grant Rice yang orang berkulit hitam,
antara Eva Benita yang orang Latin dan Cindy Nigor yang orang Kamboja. Pada
saat kerusuhan itu juga Erin melihat bahwa salah satu muridnya
ada yang membawa pistol. Erin mengobservasi lagi bagaimana perkelahian antar
ras itu terjadi.
Hari-hari berikutnya, Erin menampilkan sesuatu yang
berbeda yaitu melakukan berbagai permainan agar sausana pembelajaran lebih
menyenangkan, melihat video tentang kekerasan melakukan kunjungan studi ke
museum, dan mendatangkan Mrs. Miep Giep sebagai pembicara untuk menjelaskan
kekerasan yang terjadi pada kekuasaan Hitler yang dituliskan dalam buku
berjudul “The Diary of Anne Frank”.
Erin mampu melakukan proses inovasi denagn baik.
Siswa-siswa yang awalnya tidak mau menerima Erin dan tidak mau belajar dan
sulit untuk diatur karena selalu berkelompok dengan rasnya pada akhirnya
siswanya menerima Erin dan mulai tertarik dengan kegiatan belajar mengajar.
3. Strategi
Inovasi
Udin Syaefudin (2008: 63) menyebutkan ada empat
macam strategi inovasi pendidikan, yaitu: strategi fasilitatif, strategi
pendidikan, strategi bujukan, dan strategi paksaan. Strategi yang dilakukan
Erin Gruwell selama ia mengajar sebagi guru bahasa Inggris di Woodrow Wilson
High School diantaranya sebagai berikut.
a. Strategi
Fasilitatif (Facilitative Strategies)
Pelaksanaan
strategi fasilitatif dalam pembelajarn yang dilakukan Erin bertujuan untuk
menyediakan fasilitas yang diperlukan siswanya dengan maksud agar pembelajaran
berjalan dengan mudah dan lancer.
Hal ini dilakukan dengan cara
menyediakan buku-buku yang dijadikan referensi dalam pembelajaran, meskipun ia
harus bekerja paruh waktu untu mengumpulkan biaya untuk membeli buku tersebut.
b. Strategi
Pendidikan (Re-Educatif Strategies)
Pelaksanaan
strategi pendidikan dengan cara antara lain sebagai berikut.
1) Memahami
karakteristik peserta didik.
2) Memilih
metode pembelajaran yang tepat.
3) Memberikan
motivasi kepada siswa.
4) Melakukan
pendekatan, baik secara individu maupun kelompok kepada para siswanya.
c. Strategi
Bujukan (Persuative Strategies)
Erin selalu memberi bujukan pada
siswanya, misalnya ketika kakak Andre Dion masuk penjara, dia menjadi putus asa
dan menilai dirinya sendiri dengan nilai F. Erin membujuk Andre agar dia
bangkit lagi dan dia ingin melihat Andre akan lulus dengan nilai yang baik.
d. Strategi
Paksaan (Power Strategies)
Erin memaksa anak
didiknya untuk membaca buku “The Diary of Anne Frank” agar
mereka tahu apa yang terkandung dalam buku tersebut.
D.
Analisis
Film Freedom Writers pada Masing-masing Bagian
Inovasi di bidang pendidikan adalah
usaha mengadakan perubahan dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik
dalam bidang pendidikan, menurut Udin Syaefudin, (2008: 8). Terkait dengan fim
Freedom Writers, di bawah ini akan dikemukakan beberapa inovasi pendidikan yang
dilakukan oleh Erin Gruwell sebagai seorang guru bahasa Inggris di Woodrow
Wilson High School, Long Beach, California, Amerika Serikat di
kelas 203.
1. Bertukar
Tempat Duduk
Melakukan
kegiatan pembelajaran dengan musik dan puisi kemudian memindahkan tempat duduk
siswa dengan perbatasan baru dengan tujuan untuk mengurangi kesenjangan
antar kelompok dan lebih mengenal satu sama lain. (disc I ’00.18.57 s.d. ‘00.21.50).
2. Dialog
Bersama
Pada
saat Tito mengolok-olok Jamal yang berkulit hitam dengan menggambar karikatur
orang negro yang berbibir tebal. Saat itulah Erin ingat bahwa kejadian ini
pernah terjadi yaitu pada jaman Hitler, orang-orang membuat gambar karikatur
orang Yahudi yang berhidung sangat mancung dan besar. Erin mengajak dialog
murid-muridnya tentang holocaust dan geng paling bersejarah di dunia. Erin
berusaha menyadarkan mereka. Perhatian para siswa mulai terpusat dan hal
tersebut sangat menarik siswanya karena sesuai dengan kehidupan mereka . (disc
I ’00.26.17 s.d. ’00.28.58).
3. Line Game
(permainan garis)
Erin mengajak murid-muridnya untuk
bermain permainan garis yaitu dibuat garis dengan menggunakan isolasi, lalu
Erin akan memberikan sejumlah pertanyaan. Jika pertanyaan itu cocok dengan
mereka, mereka harus maju ke garis berhadap-hadapan dengan teman-temannya. Lalu
mundur lagi untuk pertanyaan berikutnya. Tujuan dari permainan ini adalah agar
para murid saling mengenal, memandang satu sama lain, mengakrabkan mereka. (disc
I ‘00.39.30 s.d.
‘00.42.15).
4. Buku
Jurnal Harian atau Catatan Harian
Erin memberi siswanya sebuah buku untuk
diisi dengan lagu, puisi, hal baik, maupun hal buruk. Apapun yang ingin mereka
ungkapan ditulis dalam buku tersebut. Pada intinya, Erin memerintahkan siswanya
agar menulis buku harian. Hal ini merupakan tindakan yang dilakukan Erin untuk
lebih mengenal siswa-siswanya dan dapat memberi tindakan lanjut terhadap para
siswanya. (disc I ‘00.43.36 s.d. ‘00.45.15)
5. Memberi
Buku Bacaan tentang Geng dan Kekerasan
Setelah membaca semua buku harian para
siswanya yang rata-rata menceritakan tentang geng dan kekerasan, timbul ide
Erin untuk memberikan mereka buku bacaan tentang anggota geng dan kekerasan.
Erin memberikan buku yang berjudul Burango Street, dan para siswa tertarik untuk
membaca buku tersebut. (disc I ‘00.53.34
s.d. ‘00.53.59).
6. Study
Tour ke Museum of Tolerance
Setelah mengamati siswa-siswanya Erin berpikir bahwa
siswa-siswanya tersebut haus akan ilmu pengetahuan yang ada di dunia luar. Oleh
karena itu, Erin meminta ijin untuk mengajak para muridnya tour keliling
museum. Erin ingin menyadarkan mereka bahwa apa yang terjadi diantara mereka
belum sepadan dengan penderitaan yang dialami oleh orang yang hidup pada jaman
kekuasaan Hitler seperti Anne Frank.
Tour keliling museum ini memberikan dampak positif
bagi para siswa Erin. Setelah tour keliling museum, Erin mempertemukan para
siswanya dengan korban holocaust. Semua yang dilakukan Erin ini tidak akan
dilupakan oleh para muridnya. Tujuan Erin melakukan ini adalah agar muridnya
bisa bersatu dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Seusai Tour dan
berbincang-bincang dengan korban holocaust, perilaku murid Erin sedikit demi
sedikit berubah. Mereka menjadi akrab satu sama lain. Seperti Marcus yang
berkulit hitam dan Ben yang berkulit putih. (disc II ‘00.00.19 s.d. ‘00.03.56).
7.
Toast
for Change
Pada
awal memasuki semester baru, siswa diajak untuk menceritakan pengalamnnya, dan
melakukan perubahan terhadap diri masing-masing kemudian bersulang atas
perubahan yang akan mereka lakukan. Setelah mereka bersulang dilanjutkan dengan
mengambil bingkisan yang berisi empat buku yang akan dibaca para siswa untuk
satu semester ke depan di musim panas, yang salah satu dari buku itu berjudul
“The Diary of Anne Frank”. Pada waktu memberikan buku itu,
Erin memberikan sedikit pesan atau nasihat untuk para siswanya bahwa ada
harapan yang menanti di masa depan dan jangan menyerah dengan kondisi yang
terjadi. (disc II ‘00.06.29
s.d. ‘00.07.10).
8. Taste for Change
dan Concert for Change
Setelah
semua siswa membaca buku berjudul “The Diary of Anne Frank”, siswa diperintahkan
menulis surat untuk Miep Gies yang merupakan orang yang menolong Anne Frank.
Siswa tertarik dan mereka bekerjasama mengumpulkan dana untuk mengundang Miep
Giess ke sekolahnya untuk menceritakan kejadian yang terjadi pada jaman kekuasaan
Hitler tersebut. (disc II ‘00.17.17 s.d. ‘00.17.55).
9. Melihat
Video Freedom Ride
Siswa
Melihat video freedom ride yang berkisah tentang seorang kulit putih yang rela
menyelamatkan ras kulit hitam meskipun harus merelakan dirinya disiksa sampai
hampir meninggal. Dengan melihat video ini diharapkan siswa saling menghargai
satu sama lain. (disc II ‘00.21.10 s.d. ‘00.21.50).
10. Kumpulan
Buku Harian “The Freedom Writers Diary”
Buku harian yang
telah mereka tulis, diketik dan dikumpulkan menjadi satu buku. Erin menamai kumpulan
buku harian siswa-siswanya dengan nama The Freedom Writers Diary.
Pada
akhirnya mereka menjadi kelas yang kompak dan para siswanya saling mengenal
satu sama lain. Semua yang telah dilakukan Erin cukup mengubah perilaku siswa-siswanya.
(disc II ‘00.32.28
s.d. ‘00.33.07).
E.
Hal-hal
Positif yang Dapat Diambil dari Film Freedom Writers
Film
Freedom Writers ini sangat cocok dijadikan sumber rujukan untuk menambah
wawasan tentang dunia pendidikan, baik untuk para pendidik maupun peserta
didiknya. Ada banyak hal yang dapat kita pelajari dari film ini, terutama
bagaiman tokoh Erin Gruwell sebagai seorang guru bahasa Inggris yang harus
berjuang keras balam memberikan pembelajaran kepada siswanya, dimana mereka
yang terbiasa dengan kekerasan dan selalu hidup berkelompok dengan
masing-masing rasnya.
Beberapa
hal yang dapat diambil dari film Freedom Writers.
1. Sebagai
seorang guru, harus mampu memahami karakteristik peserta didik sebelum
berlangsung kegiatan pembelajaran. Dengan mengenali karakteristik peserta
didik, guru dapat menentukan metode atau cara yang tepat untuk diterapkan dalam
pembelajaran agar dapat tercapai tujuan yang diharapkan.
2. Sebagai
seorang guru, diperlukan adanya tekat dan semangat yang tinggi untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar. Guru tidak boleh mudah putus asa ketika satu cara
yang telah diterapkan mengalami kegagalan, guru harus pandai dan terampil dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan.
3. Berbagai
cara dapat digunakan guru untuk menarik perhatian siswa-siswanya, diantaranya
dengan memberikan motivasi, menciptakan permainan yang dapat membuat
pembelajaran lebih menyenangkan.
Nb:
bagi yang berminat melihat tayangan bagian-bagian proses inovasi dalam film ini tinggalkan
koment saja :)